kala
now playing - I Just Couldn't Save You Tonight
Sekarang udah malem, dingin, abis ujan, ditambah AC, makin dingin. Udah abis indomie semangkok. Ramai pikiran. Bising. Pusing.
Mau kabur tapi ternyata sudah berlari, sampe gak sadar kalo kejauhan.
Selalu kayak gini, bingung mau mulainya dari mana. Gak ada saran yang cocok. Mungkin sebenarnya ada, tapi gak mau dengar. Gak dulu, untuk bagian ini.
Apa masih penasaran? Sepertinya tidak. Tentang semua tulisan tanpa arti yang tak pernah sampai pada tuannya. Kepada rangkaian kata yang tak akan sempat didengar maupun dibaca. Juga harapan-harapan putus asa yang terhampar berdebu di pelataran, yang ditinggalkan.
Bukan. Aku yang menelantarkannya duluan, sampai usang, sampai lupa isinya apa. Hilang makna. Hilang antusiasnya. Hilang juga pemerannya.
Hanya saja, ucapanmu sampai walau tidak pernah bisa kubaca. Entahlah, aku hanya percaya.
Folder itu udah gak kubuka lagi. Karena disitu tertulis, "Jangan dibuka kalau-" dan ya, akhirnya gak akan pernah kulihat lagi. Kamu pasti tau alasannya, seseorang yang kamu maksud itu sudah tidak ada.
Aneh tau rasanya. Aneeeh banget. Ada di posisi ini rasanya gak enak. Serius. Bingung bukan lagi. Tapi mau gimana, abu-abu itu sudah menyatu. Dan biru? Baru sampai di dermaga. Mau berlayar, katanya.
Tadi, aku coba buka notes lama. Sempet gak nyangka ternyata lima purnama lalu, aku buat beberapa catatan kecil yang tersembunyi. Asing. Rasanya seolah baru pertama kali dibaca.
Seperti diberi padahal ditulis sendiri. Tapi isinya seperti bukan aku. Oh iya, yang ditulis itu kan, kamu.
Hapus jangan?
Comments
Post a Comment